Minggu, 11 Juli 2010

MANFAAT SEJARAH NABI ~by m iman taufiqurrahman

Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.(QS Yusuf (12) ayat 111)

Sejarah memang tidak akan lepas dari tata urut cerita (kronologis), tetapi kronologis yang dikisahkan harus mencerminkan idiologi, pola, tahapan dan strategi perjuangan serta semangat (spirit) para Rasul dalam menegakan “kekuasaan Allah” di muka bumi.

Selama sejarah para Nabi / Rasul itu dipaparkan seperti paparan Al-Qur’an, maka sejarah tersebut akan memiliki “darah” atau manfaat yang luar biasa [11/120] yaitu:
1 - Peneguh Hati
2 - Standar Kebenaran
3 - Pengajaran
4 - Peringatan


Sejarah para Rasul pasti akan bermanfaat untuk meneguhkan hati, maksudnya adalah peneguh keyakinan Tauhid. Ini karena Sejarah para Nabi adalah sejarah Tauhid mulai dari visi, misi, substansi hingga aksinya tidak akan lepas dari fondasi dan koridor Tauhid. Artinya bahwa visi, misi, substansi hingga aksi perjuangan para Rasul Allah SWT ditentukan oleh Allah SWT, melaui bashirah (tuntunan)-Nya berupa wahyu[6/57, 53/3-4].

Karena perjalanan (sirah) para Rasul itu adalah semuanya bimbingan Allah SWT, maka logikanya seluruh perjalanan Rasul itu menjadi Sunnah (ketetapan Allah SWT) dalam perjuangan penegakan Risalah Islam. Dan Sunnah Rasul itu mengikat siapapun manusia yang bergerak menegakan Din Islam. Inilah makna Sejarah Rasul menjadi standar kebenaran. Kita ambil contoh bahwa para Rasul itu tidak ada satupun yang memperjuangkan Islam melalui “parlemen” thaguth.

Maka salah (bathal), jika ada ‘gerakan Islam’ (harokatul Islamiyyah), yang menggunakan parlemen thaguth sebagai methode perjuangannya guna mencapai cita suci tegak berdirinya serta kokoh berkuasanya Dinul Islam.

Sejarah para Rasul Allah SWT juga memberi pelajaran (mauidzah) berharga kepada ummat Islam agar senantiasa sabar, tegar, ikhlash, istiqamah, semangat, berani, optimis dalam memperjuangkan tegaknya Din Islam.

Sejarah para Rasul Allah juga memberi peringatan keras kepada Ummat Islam agar jangan sekali-kali khianat pada amanah perjuangan, pesimis, pengecut menghadapi musuh, lalai, lemah, indisipliner dan lain-lain.


M. Iman Taufiqurrahman

Tidak ada komentar:

Posting Komentar